Formasi 2-3-5 Bangkit Lagi! Klub Liga 2 Ubah Peta Persaingan Berkat Serangan Ultra-Agresif

Kami membuka tulisan ini dengan gambaran singkat tentang kebangkitan struktur menyerang klasik yang kini tampil modern. Evolusi taktik dari era W‑M hingga peran full‑back yang melaju ke depan membuat pola lama bisa hidup kembali dalam versi yang lebih terukur.
Kami akan menautkan ulasan Jonathan Wilson tentang perubahan posisi dengan contoh praktis dari Barcelona, Ajax, Liverpool, dan Manchester City. Di sana terlihat blueprint 2-3-5 modern: tiga penyerang sentral, full-back tinggi, gelandang hibrida, dan pressing terorganisir.
Perubahan format kompetisi pada musim 2025-2026—20 tim, dua wilayah, dan triple round robin dengan VAR—mendorong klub untuk mencari kontrol fase-posisi yang lebih rapi. Kondisi ini membuat taktik menyerang agresif lebih layak diterapkan dan menghadirkan risiko transisi yang harus dikelola.
Kami akan menelusuri dampak praktis, indikator adopsi, dan mitigasi risiko sepanjang artikel. Mari kita masuk ke peta persaingan yang kemungkinan besar akan berubah musim depan.
Ledakan Taktik Menyerang: Mengapa 2-3-5 Kembali Menghantam Liga 2
Kami melihat perpaduan aturan dan kalender membuat momen tepat untuk kebangkitan taktik menyerang. Dua wilayah, triple round robin, dan penerapan VAR berubahnya ritme pertandingan. Itu mendorong tim mencari kontrol bola dan peluang dari area penyerangan.
Secara praktis, susunan penyerangan klasik kini sering muncul saat fase ofensif dalam bentuk adaptif dari 4-3-3, 3-5-2, atau 4-2-3-1. Pelatih lokal lebih mudah mengadopsi pola ini karena ia bukan revolusi penuh, melainkan rotasi peran dan pergeseran posisi saat menyerang.
VAR memperjelas offside dan pelanggaran di kotak, sehingga mengisi kotak dengan tiga penyerang plus umpan silang dari full-back jadi lebih menguntungkan. Selain itu, warisan Cruyff, Barca/Ajax, dan tren gegenpress menyebar lewat siaran dan jejaring pelatih.
- Indikator sukses: peluang dari half-space, kualitas crossing, recovery bola kedua, dan xGA yang stabil.
- Risiko utama: transisi balik—tekanan tinggi harus diimbangi rest defence yang rapi.
Kita menyimpulkan bahwa ledakan taktik ini bukan sekadar gaya. Ia respons rasional terhadap format dan teknologi baru yang memperpendek siklus inovasi taktik di tanah air.
Formasi 2-3-5 Bangkit Lagi! Klub Liga 2
Kita mulai melihat bukti nyata bahwa tim-tim di divisi kedua menyiapkan struktur menyerang yang lebih agresif. Pembicaraan pelatih dan pola latihan sudah berubah mengikuti tuntutan format kompetisi baru.
Indikasi awal: wacana pelatih, rekrutmen bek sayap ofensif, dan simulasi pramusim
Di ruang ganti, pelatih semakin sering membahas dominasi posisional dan kebutuhan overload di area serang. Diskusi ini langsung memengaruhi pasar transfer dan profil pemain yang diburu.
Banyak tim kini mencari bek sayap offensif yang cepat dan piawai crossing. Rekrutan ideal juga mencakup winger yang bisa masuk ke half-space dan gelandang 8/10 hibrida untuk menjaga keseimbangan.
| Item | Fokus Pramusim | Metrik Penilaian |
|---|---|---|
| Build-up 2-3 | Sinkronisasi lari diagonal | Final-third pass accuracy |
| Pressing | Counter-press 5 detik | PPDA, second-ball recoveries |
| Transisi | Inverted full-back saat kehilangan | Quality crossing, recoveries |
- Simulasi pramusim menguji 3 penyerang sentral dengan pola near-far-cutback.
- Latihan pressing terkoordinasi penting untuk mengunci transisi lawan cepat.
- VAR memaksa timing lari penyerang dan latihan garis offside menjadi prioritas.
- Risiko cedera bek sayap tinggi; rotasi skuad jadi kunci menjaga intensitas sepanjang musim.
Dari “Inverting the Pyramid” ke Lapangan: Cara 2-3-5 Modern Bekerja

Kita mulai melihat implementasi praktis: lebar yang dihasilkan bek lebar tinggi, rotasi kreatif, dan garis tengah yang pragmatis. Semua unsur ini dipadu untuk menjaga intensitas menyerang sekaligus aman saat kehilangan bola.
Lebar dan rotasi: jejak Cruyff pada Barcelona dan Ajax
Bek sayap diberi tugas naik tinggi untuk memberi lebar. Tiga penyerang fokus ke kanal tengah dan half-space sehingga crossing dan cutback jadi opsi primer.
Rotasi ala Dest‑Ziyech membuat selalu ada satu pemain yang menjaga sisi lebar, sementara yang lain masuk ke ruang dalam untuk kombinasi cepat.
Pragmatisme lini tengah: 8/10 hibrida ala Liverpool
Gelandang 8/10 hibrida menjaga sirkulasi dan melakukan re‑press segera setelah kehilangan bola. Peran mereka sederhana: progresi aman, recover ball, dan menutup jalur tengah.
Dengan pemain seperti ini, tim bisa menekan rendah xG lawan tanpa kehilangan kontrol permainan secara radikal.
Box-and-one versi Guardiola: lindungi tengah, serahkan sayap
Konsep box‑and‑one menempatkan dua bek tengah sebagai garis akhir dan tiga pemain di depan menutup half‑space. Tim rela memberi sayap asal tengah aman.
Trigger counter‑press jelas: bila hilang bola di half‑space, bek sayap menutup dalam, gelandang menekan, dan centre‑backs menyingkat jarak vertikal.
| Tim/Model | Peran Bek | Fokus Rest Defence |
|---|---|---|
| Barcelona / Ajax | Bek naik tinggi untuk width | Menjaga pusat kotak, five target di kotak saat crossing |
| Liverpool | Bek ofensif memberi lebar, support throw | Gelandang 8/10 jaga sirkulasi & re‑press |
| Manchester City | Walker inverted, fleksibel antar lini | Box‑and‑one cepat, xGA rendah dengan kontrol half‑space |
Untuk konteks kompetisi lokal, kami sarankan drill koordinasi jarak antarlini, komunikasi bek‑sayap‑gelandang, dan rotasi terencana guna menjaga intensitas sepanjang musim.
Format Liga 2 2025-2026: Triple Round Robin, Dua Wilayah, dan Hadirnya VAR

Kami melihat struktur kompetisi baru mengubah cara tim mengatur musim dari pekan pertama. Sistem 20 tim dibagi dalam Wilayah Barat dan Wilayah Timur, dengan setiap klub bertemu tiga kali: kandang, tandang, dan satu laga tambahan yang menentukan keunggulan head‑to‑head.
Inti format kompetisi
Juara tiap wilayah mendapat promosi otomatis ke level atas dan akan berduel untuk gelar musim. Runner‑up masuk play‑off promosi untuk memperebutkan slot terakhir.
Peringkat 10 di masing‑masing grup terdegradasi otomatis, sedangkan peringkat 9 menghadapi play‑off degradasi. Detail format final dan play‑off masih menunggu keputusan resmi.
Dampak pada taktik dan persiapan
Triple round robin menuntut konsistensi dan adaptasi cepat. Bertemu tim yang sama tiga kali membuat variasi taktik jadi keunggulan strategis.
Kami yakin struktur ofensif modern yang fleksibel menarik karena memudahkan rolling substitutions tanpa merombak prinsip permainan.
VAR: presisi offside, crossing, dan pressing
Hadirnya VAR memperketat toleransi terhadap offside dan pelanggaran di kotak. Timing lari penyerang dan kualitas crossing harus lebih rapi untuk menghindari pembatalan gol.
Rekaman kejadian juga memaksa pressing menjadi lebih bersih secara teknis. Tim dengan koordinasi posisi yang baik akan mendapat keuntungan karena pelanggaran kasar lebih mudah teridentifikasi.
| Aspek | Konsekuensi | Respon Takti |
|---|---|---|
| Triple round robin | Kebutuhan konsistensi & adaptasi | Rotasi skuat, game‑plan varian |
| Promosi & play‑off | Tekanan poin sejak awal | Serangan proaktif + rest defence |
| Degradasi | Risiko bagi papan bawah | Eksperimen struktur efisien |
| VAR | Presisi offside & duel kotak | Timing lari, crossing akurat, pressing bersih |
- Kedalaman skuad jadi kunci, karena total laga tetap padat.
- Play‑off menuntut rencana khusus bila akhirnya berformat satu laga.
- Keputusan VAR memberi keberanian menempatkan pemain lebih agresif ke kotak jika teknik eksekusi terjaga.
Dinamika Persaingan Musim Depan: Bagaimana 2-3-5 Mengubah Peta Kekuatan
Musim depan akan menjadi ujian nyata bagi tim yang berani menaruh banyak pemain di lini serang.
Kita memproyeksikan tim dengan bek sayap agresif dan gelandang 8/10 hibrida akan naik daya saing. Mereka bisa menyerang tanpa kehilangan kontrol pada transisi jika program kerja dan recovery terjaga.
Risiko utama adalah ruang yang tertinggal di sayap saat bek naik tinggi. Mitigasi praktis meliputi penggunaan inverted full‑back, penjagaan jarak antarlini, dan pressing cepat pasca kehilangan bola.
Struktur dua‑tiga sebagai build‑up juga memperkuat rest defence ala box‑and‑one. Ini memaksa lawan menyalurkan serangan ke sayap, yang relatif lebih mudah dikendalikan dibanding jalur tengah.
| Risiko | Mitigasi | Dampak pada Kompetisi |
|---|---|---|
| Ruang sayap saat overlap | Inverted full‑back & jarak antarlini | Menurunkan peluang lawan via sentral |
| Transisi cepat lawan | Pressing terdekat & recover second ball | Meningkatkan penguasaan bola lanjutan |
| Kelelahan pemain | Program kebugaran & rotasi terencana | Kesinambungan intensitas sepanjang musim |
VAR juga mengurangi noise keputusan, sehingga kualitas eksekusi dan posisi menjadi penentu hasil. Dalam format tiga pertemuan, informasi taktis bertambah, dan tim yang cepat menyesuaikan variasi struktural akan mendominasi hierarki baru.
Kesimpulan
Menutup analisis, kami melihat pola serangan itu sebagai respons rasional terhadap tuntutan kompetisi baru. Pola ini mengandalkan tiga penyerang di pusat, full-back tinggi, gelandang 8/10 yang pragmatis, serta kombinasi pressing dan box-and-one untuk meredam transisi.
Format dua wilayah dengan triple round robin dan penerapan VAR memberi insentif kuat untuk bermain proaktif. Tim yang rapi dalam timing lari, crossing, dan recoveries akan dapat memaksimalkan keuntungan taktik ini.
Kami menyarankan prioritas rekrutmen pada bek sayap ofensif dan gelandang dua-arah. Investasi pada periodisasi fisik, sesi taktik, dan penggunaan metrik seperti PPDA, xG/xGA, serta crossing completion penting untuk menilai adaptasi sepanjang musim.
Kita sebagai penonton siap menyaksikan perubahan peta persaingan ketika pendekatan ini menjadi bahasa permainan baru di kompetisi kita.






